OPINI - Ada 2 jargon menarik dalam pilpres kali ini, apakah calonnya 2, 3, atau 4, jargonnya hanya 2, "Lanjutkan" dan "Perubahan."
Jika Anda generasi baru, apalah itu namanya Milenial, Generasi X, atau Generasi Z jika ingin menjadi "Lost Generation" sarannya adalah pilih capres dengan Jargon "Lanjutkan."
Namun apabila Anda ingin negara ini menjadi milik Anda dalam artian Anda punya kesempatan berperan aktif membangun negara ini jauh dari politik Dinasti, atau politik Oligarki, pilihannya adalah Capres dengan Jargon "Perubahan."
Jargon "Lanjutkan" secara langsung, hard sales, vulgar, terus terang, dan terang benderang tanpa tende aling-aling... apa itu tedeng aling-aling... bodoh amat. Anda akan berada pada situasi saat ini, apakah Anda bahagia atau Anda dikecewakan dengan janji hari ini A, besok prakteknya B. Janjinya mobil ESEMKA tapi faktanya mobil China. Itu cuma contoh loh, bukan berarti saya berpihak sama Jargon "Perubahan." Itu ada data dan faktanya. Datanya Anda bisa search di Google, Anda kan generasi Googling, generasi jari jemari, dan generasi kemari ayo kemari... ya nggak. Pokok e Generasi paling pintar dari generasi yang pernah ada di negara ini.
"Lanjutkan berarti Lanjutkan berhutang, lanjutkan budaya korupsi, lanjutkan budaya pencitraan, lanjutkan bangun infrastruktur berbayar (harusnya gratis kalau emang dibangun pemerintah), lanjutkan kerja-kerja walaupun bayaran gak jelas, atau lanjutkan lapangan kerja bagi Anda diambil Tenaga Kerja Asing (TKA), sementara Anda harus jadi kuli dan babu di negara asing.
Ayo Lanjutkan kebahagiaan yang Anda nikmati saat ini kalau Anda benar-benar bahagia. Itu pilihan yang gak bisa diganggugugat, dan pilihan yang dilindungi undang-undang.
Bagaimana dengan Jargon "Perubahan"? Tilik dan teliti baik-baik, apakah Capresnya bisa diandalkan, adakah prestasi saat dia jadi Gubernur atau Menteri, adakah harapan yang dia berikan dan ditunaikan dengan baik, atau setidaknya dia TIDAK melanjutkan Dinasti tipu-tipu dan kupu-kupu, serta tidak terkait dengan Oligarki atau barangkali dia melawan praktek kumpeni oligarki? Kalau jawabannya Yess, Ok, betul, bisa dibuktikan dia andal dan dapat diandalkan untuk perubahan, maka pilihlah dia, dia adalah kiriman Tuhan buat Anda untuk memiliki masa depan negara ini.
Jangan jadi "Lost Generation" seperti kakek-kakek leluluhur kita, bahasanya kira-kira begitu karena dijajah oleh Kumpeni atau bahasa sekarangnya "Oligarki" lama sekali, katanya sih cuma 350 tahun. Martabat mereka direndahkan, kekayaan dan sumber daya alammya dikeruk, kemerdekaannya dirampas, dipekerjakan dibayar murah dan bahkan dipaksa untuk bekerja di perkebunan dan tambang, dianggap jongos, sementata Oligarki yang BUKAN Pribumi lagaknya macam yang punya negara ini, sehingga mereka bisa macam-macam. Persislah situasinya seperti sekarang ini, "ngeri-ngeri sedap" sehingga betah dijajah selama 3.5 Abad, dan itu tercatat dalam sejarah Indonesia dan dunia.
Penjajahnya sama, dan penghianat negaranya sepertinya juga sama, " beti-beti" gitulah, persis kayak Movie remaking, atau Film dibikin ulang, dan Anda ada dalam Film itu sebagai yang terjajah tapi tetap merasa bahagia, :).
Maunya saya pakai emoticon ketawanya banyak, tapi kalau kebanyakan saya malu sendiri, habis saya yang sudah tua ini (Generasi Balita, Bapak-bapak Lima Puluh Tahu ke Atas) mengetawakan diri sendiri, terjajah tapi bahagia, gila gak itu, ya gila....
Saya sebagai orang tua berharap, nasib yang saya alami, dan tentunya sekarang juga Anda alami, "Terjajah tapi Bahagia" gak ada perubahan sama sekali, Filmnya sama aktor dan waktu saja yang beda, jagoannya tetap Kumpeni atau Oligarki atau Anda memilih untuk "Perubahan" di 2024.
Kalau tidak sekarang, berarti sejarah akan terulang kembali, Terjajah tapi Bahagia selama 350 tahun, lumayan lama terjajahnya, tapi bahagia sehingga Kumpeni atau Oligarki penjajahnya bertahan selama 3.5 abad lagi.
Silahkan "Lanjutkan, atau Perubahan". Pilihan di tangan Anda, generasi baru, generasi masa depan. Bagus atau Suram, pilihannya ada pada pilihan Anda pada Pilpres 2024 nanti.
Jakarta, 14 Juli 2023
Awalan H Akhiran I
Baca juga:
Tony Rosyid: Anies, JIS, No Rasis
|
Generasi "Terjajah Tapi Bahagia"